5 Signs If You has a Hipster Syndrome!


“Hipsters are a subculture of men and women typically in their 20’s and 30’s that value independent thinking, counter-culture, progressive politics, an appreciation of art and indie-rock, creativity, intelligence and witty banter.” – Urban dictionary

Pernah nggak kamu merasa asing di masyarakat? Alasannya bisa jadi karena selera berpakaian, selera musik, atau pandangan hidup yang berbeda dari kebanyakan orang. Yang lebih ekstrem lagi adalah kamu merasa aneh bila berpenampilan seperti orang pada umumnya. Kalau kamu termasuk dalam kategori tersebut maka bisa dikatakan kamu terkena hipster syndrome.

Istilah Hipster muncul pertama kali di Amerika Serikat tahun 1940-an. Terdapat pandangan kalau hipster ialah masyarakat yang mengisolasi diri dari kehidupan sosial pada umumnya. Ini karena mereka nggak percaya dengan pandangan tradisional mengenai pekerjaan, kehidupan berkeluarga dan kehidupan sosial yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat. Para hipster di zaman itu lebih mengacu pada suatu perkumpulan anak muda yang memiliki jiwa bebas dan anti kemapanan. Pada intinya hipster lahir sebagai bentuk perlawanan (counter-culture) terhadap budaya mainstream.

Biar lebih jelasnya, berikut ini ciri-ciri yang ada pada diri seorang hipster. Are you one of them? Lets check it out!

Trend Setter

Di zaman post modern ini, istilah hipster lebih mengacu pada cara berbusana seseorang. Dalam kaca mata orang awam, sosok hipster adalah mereka yang terlihat aneh karena gayanya yang nyentrik tapi trendy. Seperti menggulung jeans, kaos kaki bermotif, dan tote bag ciri khasnya. Kalau udah jadi trend, they will leave it! Selanjutnya, ia akan mencoba gaya berpakaian baru agar tampil beda. Let me give you a hint, kalau sekarang banyak yang berpikir rambut ombre atau little pony hair itu keren, ini semua berkat para hipster yang menjadikannya acceptable. Padahal, sebelum menjadi trend kayak sekarang ini, nggak sedikit yang mencibir kalau hal tersebut 'aneh'. But hey! Justru keanehan itulah yang menjadikan mereka berbeda dari kebanyakan orang.


Berjiwa Bebas

Seorang hipster punya sifat alami untuk melawan aturan yang ada di masyarakat. Ia merasa nggak memerlukan aturan dalam hidupnya. Misalnya, bila mainstream people berpikir seorang wanita harus menggunakan lipstick berwarna feminin agar terlihat cantik, sebaliknya seorang hipster justru akan keluar dari aturan ‘cantik’ tersebut dan mencoba lipstick berwarna lain diluar zona feminin. Seperti warna neon, ombre atau vampy. They will do whatever they want to do without any objection.

Anti-Mainstream

Hal ini yang paling jelas. Hipster selalu berseberangan dengan mainstream people. Ia paling nggak suka menggunakan sesuatu yang pasaran. Inilah yang memberikan kesan eksklusif dalam diri seorang hipster. Dari segi hobi, Ia lebih suka mengoleksi barang antik (vintage) daripada membeli barang terbaru. They are so into a sub-culture! Not to mention that, Hipster akan meninggalkan gaya tersebut kalau telah banyak orang yang mengikuti alias jadi mainstream. Because they need those exclusivity!


Mendewakan Seni

Hipster punya tingkat apresiasi seni yang tinggi. Ia lebih suka berkunjung ke pameran seni dari pada ke mall, bukan sekedar foto-foto tapi memang sebagai penikmat seni. Dari sisi musikalitas, hipster lebih suka nonton konser band indie dari pada konser katy perry. Makanya si hipster ini bisa dibilang gayanya artsy banget. Salah satu contohnya bisa dicek dari postingan instagram. Kalau kamu lebih suka bikin feed menarik yang konsisten seperti minimal, low saturnation, etc (ketimbang upload foto selfie yang  angle & gaya nya sama semua), so you've got the syndrome!

Don’t call me Hipster!

Kenyataanya para hipster nggak suka disebut hipster dan nggak pernah menyebut diri mereka hipster. Because they just trying to be themselves. Sebagai manusia yang berjiwa bebas label hipster dianggap membatasi ruang berekspresi diri mereka. Secara keseluruhan yang menjadikan mereka berbeda adalah orisinalitas dalam menggambarkan identitas diri, serta keberanian untuk tampil berbeda diluar aturan mainstream. So in the end, there is no hipster, just a free-soul folks!




You Might Also Like

0 komentar